728x90 AdSpace

Latest News

Abu Cot Kuta Perintis Dayah Cot Trueng

PENDAHULUAN
 
Agama Islam sudah hadir di Aceh pada awal abad 1 Hijriah. Agama Islam tumbuh dan berkembang dengan pesat sehingga menjadi agama rakyat yang kemudian menjadi agama resmi kerajaan Aceh. Sebagai agama resmi kerajaan ia berfungsi sebagai landasan dan asas bagi pembinaan adat,budaya dan karakter masyarakat yang santun.lewat bimbingan ajaran agama Islam secara konprehensif masyarakat Aceh waktu itu menjadi masyarakat madani yang jujur, adil, ikhlas dan berani menegakkan kebenaran serta mengusir kezaliman .Dari semangat itulah lahir sikap ksatria dan semangat juang untuk mengusir penjajahan. Keberadaan Islam ketika itu mengantarkan Aceh menjadi salah satu dari lima Negara Islam yang disegani,dan memberikan warna tersendiri dalam sejarah perkembangan Islam di bumi Iskandar Muda.
Sejarah perjalanan perkembangannya di Aceh agama islam mengakar dalam masyarakat ,tidak terlepas dari perjuangan para ulama bersama Pendidikan Islam yang diasuhnya .Lembaga khas yang idenofikasi Islam itu sampai hari ini telah berkembang diseluruh wilayah Aceh yang dikenal dengan sebutan (nama) Dayah atau Pesantren dalam istilah bahasa Indonesia. Dayah berasal dari bahasa Arab “Zawiyyah” yang berarti “sudut”, maksudnya adalah pengajian yang diadakan di sudut – sudut Mesjid, pengajian disudut – sudut Mesjid merupakan pola pendidikan khas agama Islam di abad pertengahan. Semenjak lahirnya hingga sekarang ini dayah disamping berperan sebagai Lembaga Pendidikan yang melahirkan kader Ulama dan pemimpin Aceh Secara berkesinambungan, juga berperan sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang cukup banyak menyumbangkan ide-ide bagi bagi pemberdayaan masyarakat sekitarnya.karena fungsi ganda yang telah diperankan oleh Dayah.maka tidak berlebihan jika oleh masyarakat mengklaim bahwa Dayah adalah milik mereka, secara positif perasaan memiliki itu mendorong mereka untuk mengabdikan diri bagi kepentingan dan kesinambungan kehidupan Dayah melalui bantuan dan perhatian penuh terhadap lembaga suci itu .Tarik menarikdan saling mengisi (interaktif dan interpedensi)antara Dayah dengan masyarakat telah menguatkan sisi masing-masing yang bersekwensi positif bagi kejayaan syariat Islam di tanah Serambi Makkah ini.
Sejarah perjuangan Dayah di masa lalu telah mencatat prestasi gemilang .Ini terukir dengan kiprah para ulama yang notabenenya adalah sebagai elit kaum Dayah semasa sebelum kemerdekaan ,dimana mereka memegang kendali kepemimpinan berkharisma yang malah berpengaruh dari pada kekuasan formal.Pada masa penjajahan ,kaum Dayah juga tampil sebagi komando jihad untuk mengusir penjajah demi kebebasan rakyat dari penindasan.Nama Tgk Chik Serta ulama, para syuhada yang lain tampil sebagai bukti sejarah bahwa sesungguhnya kaum Dayah adalah para pejuang dan pemimpin perjuangan.

Sejarah berdiri Dayah

Lembaga Pendidikan Islam Dayah Raudhatul Ma’arif Mesjid Al Akmal desa Cot Trueng didirikan pada tahun 1946 dibawah Pimpinan Tgk.Abu Bakar (Abu Cot Kuta), berlokasi di Desa Cot Trueng Kemukiman Bungkah Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kira-kira 59 km disebelah barat Lhoksukon (ibu kota Aceh Utara), sebelumnya beliau memimpin pesantren di mesjid tua Krueng Mane dari mulai tahun 1934 – 1945. Di bawah kepemimpinan beliau Dayah Raudatul Ma’arif ini telah banyak menghasilkan alumni –alumni yang sebagian dari mereka bisa melanjutkan studinya,baik didalam Negeri maupun diluar negeri .adapula yang bekerja di Instansi Pemerintahan,Berwiraswasta dan adapula yang membuka Cabang Pesantren di desanya masing-masing .
Setelah beliau wafat pada tahun 1969 Lembaga Pendidikan ini dipimpin oleh Tgk Ishaq Ali. Pada tahun 1986 Pimpinan yang kedua ini juga menerima panggilan Ilahi, sepeninggalan beliau lembaga ini terhenti karena tidak ada pimpinan yang dapat meneruskannya, sehingga terlantar tak terurus lagi, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Dayah Raudhatul Ma`arif ini sempat terlantar beberapa tahun.
Sejak tahun 1991 Dayah Raudhatul Ma’arif sudah mulai hidup kembali dibawah pimpinan Tgk H Muhammad Amin Daud yang masyhur dengan panggilan Ayah Min Cot Trueng (cucu almarhum Abu Cot Kuta ) beliau adalah alumni Dayah Ma’hadal Ulum Diniah Islamiah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga. Tapi baru diresmikan kembali pada tanggal 21 Juni 1993 M (1 muharam 1414 H) dengan kesepakatan penduduk desa Cot Trueng dan sekitarnya.
Dikarenakan Tgk H. Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Trueng) adalah alumni MUDI MESRA maka secara otomatis Dayah Raudhatul Ma’arif menambah nisbah Al- ‘Aziziyyah di ujung namanya. Dibawah kepemimpinan beliau ruh Abu Cot Kuta terasa hidup kembali di Cot Trueng, sehingga Dayah Raudhatul Ma’arif Al-‘Aziziyyah menjadi dayah yang maju dan terkenal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hadirnya santri dari berbagai kabupaten di propinsi Aceh juga dari luar Aceh.

System Pendidikan

System Pendidikan Yang sekarang ditempuh adalah system salafi dengan pengkajian kitab kuning bahasa arab dari bermacam disiplin ilmu agama Islam seperti kebanyakan dayah – dayah di Aceh lainnya.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Abu Cot Kuta Perintis Dayah Cot Trueng Rating: 5 Reviewed By: desa babah buloh