728x90 AdSpace

Latest News

Membangun Aceh Utara Dengan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan


  1. Profil Aceh Utara
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian pantai timur wilayah Provinsi Aceh. Terletak antara 96.52.00o – 97.31.00 o Bujur Timur dan 04.46.00o – 05.00.40o Lintang Utara. Kabupaten yang beribukota di Lhoksukon ini mempunyai wilayah seluas 3.296,86 km2.
Kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut; Sebelah utara berbatasan dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bireuen. Sampai dengan tahun 2011 Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 kecamatan, 70 kemukiman, dan 852 gampong/desa.
Aceh Utara memiliki jumlah penduduk terpadat dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinvi Aceh. Pada tahun 2011 tercatat lebih dari setengah juta penduduk yang menghuni wilayah ini, tepatnya sebanyak 541.878 orang. Mereka terdiri atas 268.357 orang laki-laki dan 273.521 orang perempuan, serta terkumpul dalam 125.637 rumah tangga.
Kecamatan Paya Bakong merupakan wilayah terluas di Kabupaten Aceh Utara, wilayahnya meliputi 12,69 persen dari keseluruhan wilayah. Sedangkan Kecamatan Sawang mencapai 11,67 persen dari wilayah Aceh Utara. Sedangkan penduduk yang menghuni kedua wilayah tersebut masing-masing sebanyak 6.481 jiwa dan 34.521 jiwa.
Kecamatan Lhoksukon yang merupakan ibukota kabupaten, menjadi tujuan utama tempat tinggal penduduk, sehingga sekitar 10.671 rumahtangga menempati kecamatan tersebut. Kecamatan lainnya yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Sawang dan Kecamatan Tanah Jambo Aye. Penduduk yang menetap di wilayah itu masing-masing sebanyak 44.876 jiwa dan 40.472 jiwa. Sebaliknya, penduduk paling sedikit bermukim di Kecamatan Banda Baro, yakni sebanyak 7.415 jiwa.
Kepadatan penduduk antar kecamatan sangat bervariasi, antara 17 km2 yang terjarang (Kecamatan Geureudong Pase) hingga 1.137 merupakan yang terpadat (Kecamatan Dewantara). Secara umum kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 164 orang per kilometer persegi.
Secara umum, kehidupan di wilayah ini cukup baik. Hal ini terlihat dari angka IPM yang berada pada posisi 8 dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Pada tahun 2011 angka indikator yang menggambarkan kemajuan pembangunan manusia tersebut mencapai 72,85. Angka tersebut lebih tinggi daripada IPM Provinsi Aceh secara umum yang tercatat 72,16.
Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat 69,80 tahun, setahun lebih tinggi dari angka harapan hidup penduduk Aceh. Sedangkan angka melek huruf mencapai 97,83 persen dan rata-rata lama sekolah sebesar 9,19 tahun. Artinya penduduk dewasa di daerah ini rata-rata telah menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun atau menamatkan SLTP/sederajat. Sementara itu, kemampuan daya beli penduduk sebesar 612,04 ribu rupiah per kapita per bulan.
Sebanyak 124.662 penduduk hidup dengan pengeluaran dibawah atau paling banyak Rp 271.150. Hal ini berarti sekitar 22,89 persen penduduk masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Kabupaten Aceh Utara mempunyai potensi pertambangan minyak dan gas yang besar, akan tetapi saat ini sudah jauh berkurang. Namun sektor ini masih mendominasi perekonomian daerah, karena sekitar 44,94 persen disumbang oleh sektor pertambangan dan penggalian (migas, tahun 2011).
Tabel 1   Jumlah Rumahtangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Utara 2011
Sektor pertanian menyumbang perekonomian daerah ini cukup besar dengan share sebesar 22,95 persen dari total perekonomian daerah. Jika migas tidak dimasukkan, maka peranan sektor ini mencapai 41,31 persen dalam kegiatan ekonomi daerah. Oleh karenanya potensi sektor pertanian layak dikembangkan daerah ini, mengingat potensi migas yang terus berkurang.
Sektor lain yang memberikan peran cukup besar antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran (14,88 persen), sektor jasa-jasa (13,59 persen), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (11,38 persen). Kondisi tersebut jika migas tidak disertakan.

  1. Kondisi Perekonomian
Aceh Utara adalah kabupaten terbesar di Provinsi Aceh, baik dari segi jumlah penduduk maupun jumlah wilayah administrasi kecamatan dan gampong. Bahkan sebelum memekarkan Kabupaten Bireuen dan Kota Lhokseumawe, wilayahnya merupakan salah satu yang terluas di provinsi paling barat di Indonesia tersebut. Meskipun telah jauh berkurang, pertambangan minyak dan gas bumi masih berperan besar dalam perekonomian daerah. Karena dari sejumlah hampir 12 trilyun rupiah PDRB kabupaten ini, sebanyak 44,46 persen merupakan kontribusi pertambangan migas. Bahkan pada 3 tahun sebelumnya, pertambangan migas memberi kontribusi hingga 64,48 persen dalam kegiatan ekonomi daerah ini.[1]
Seperti kebanyakan daerah lainnya di Provinsi Aceh, sektor pertanian juga memberikan peran yang besar dalam kegiatan ekonomi. Sekitar 23 persen perekonomian daerah ini disumbang oleh sektor pertanian, dengan catatan jika migas dimasukkan. Andai migas tidak dimasukkan ke dalam kegiatan ekonomi, maka peran sektor pertanian mencapai 41,31 persen. Mengingat potensi pertambangan migas semakin berkurang, maka potensi sektor pertanian layak dikembangkan agar dapat menjadi penyokong utama kegiatan ekonomi di daerah ini.
Sektor lain yang mempunyai peran cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memberi kontribusi sebesar 14,88 persen. Kemudian sektor jasa-jasa memberi sumbangan sebesar 13,59 persen dalam perekonomian daerah, subsektor jasa pemerintahan umum sebagai kontributor utama dengan perannya sebesar 12,39 persen. Sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi berperan sebesar 11,38 persen.
Gambar 2   Distribusi Persentase PDRB dan Proporsi Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Kabupaten Aceh Utara, 2011
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Membangun Aceh Utara Dengan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan Rating: 5 Reviewed By: desa babah buloh