JAKARTA - Pemerintah sudah menyiapkan dana pembangunan
jalan bebas hambatan dan jalan tol Aceh. Pembangunan ruas Banda
Aceh-Sigli dimulai pekan depan. Diawali dengan penyerahan dokumen
perencanaan pengadaan tanah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah.
“Kita bergerak cepat. Pekan depan dokumen penyiapan lahan akan
diserahkan kepada gubernur. Setelah itu, gubernur mengeluarkan surat
penetapan lokasi. Kalau itu beres, segera dilakukan pembangunan fisik,” kata Herry Marzuki, Kasubdit Pengadaan Tanah Kementerian PUPR menjawab Serambi di ruang kerjanya, Selasa (19/7) petang.
Herry menegaskan, untuk seluruh proses pembangunan
jalan tol Aceh sudah disiapkan dengan matang, termasuk ketersediaan
anggarannya. “Tidak benar kalau dikatakan pemerintah tak punya dana
untuk bangun jalan tol Aceh,” imbuhnya.
Herry Marzuki mengharapkan Gubernur Aceh bisa cepat mengeluarkan
penetapan lokasi tersebut. Menurutnya, persyaratan studi kelayakan dan
analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) juga sudah diserahkan oleh
instansi terkait.
Terpisah, Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda)
Aceh, Ir Iskandar MSc mengakui hal itu. “Ya, sudah kita serahkan dokumen
amdalnya. Kita juga bergerak cepat untuk proyek penting dan strategis
ini,” kata Iskandar yang sedang berada di Jakarta.
Pembangunan jalan tol Aceh terdiri atas empat segmen, yaitu segmen
perbatasan Sumut Aceh-Langsa, Langsa-Lhokseumawe, Lhokseumawe-Sigli, dan
segmen Sigli-Banda Aceh. Tapi untuk tahap awal pembangunan dilakukan dari Banda-Aceh-Sigli, baru kemudian dilanjutkan untuk perbatasan Aceh Sumut-Langsa.
Saat dihubungi ulang Serambi dari Banda Aceh tadi malam, Iskandar
mempertegas bahwa nama proyek tersebut sesuai dokumen amdalnya adalah
jalan bebas hambatan dan jalan tol Aceh. “Ya, sekelas highway-lah,” kata
Iskandar.
Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Rizal Aswandi yang sedang duduk di
sebelah Iskandar juga angkat bicara. Menurutnya, jalan yang akan
dibangun di Aceh itu adalah jalan tol dan highway. “Ini merupakan bagian
dari Trans-Sumatera. Jadi, ada highway, ada juga tolnya,” kata Rizal
Aswandi.
Menurutnya, di ruas jalan yang padat pelintas/pengendaranya akan
dikenakan tol supaya ada dana perawatannya, sedangkan di kawasan sepi,
tanpa tol. Atau kalaupun di ruas jalan sepi itu ada tolnya, itu akan
disubsidi oleh pemerintah.
Saat ini Pemerintah Aceh sedang berupaya membebaskan tanah sekitar 20
km atau 50 km untuk merealisasi proyek jalan bebas hambatan dan tol
tersebut. “Jika sudah tersedia 20 kilometer saja, maka pada Desember
tahun ini akan dilakukan groundbreaking-nya di kawasan tersebut langsung
oleh Presiden Jokowi,” kata Rizal.
Adapun dana untuk pembebasan lahan maupun pembangunan
jalan tersebut nantinya, kata Rizal Aswandi, semuanya berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Dananya semua dari
pusat. Kita di daerah cuma mendukung proses pembebasan lahannya saja.
Jadi, sekalian kami imbau para bupati/wali kota di lintasan jalan
tersebut mohon dukungannya untuk membebaskan lahan yang diperlukan untuk
proyek penting dan strategis ini,” ujar Rizal Aswandi. (fik/dik)
0 komentar:
Posting Komentar